Jumat, 12 Februari 2010

FARINGITIS

A.Pengertian
Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau faring. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok. Faringitis adalah peradangan pada mukosa faring.(Efiaty Arsyad, 2000).

B.Klasifikasi Faringitis
1.Faringitis Akut
Bakteri/virus yang ditularkan secara doplet infection/melalui bahan makanan, minuman/alat makan. Penyakit ini dapat sebagai permulaan penyakit lain misal: influenza, pneumonia, varisela/radang yang bersamaan dengan infeksi jalan nafas bagian atas yaitu rinitis akut, nasofaringitis, laringitis akut, bronchitis akut.
Kronik Hiperplastik adalah perubahan mukosa dinding posterior faring. Tampak mukosa menebal serta hipermetropi kelenjar limfe dibawah dan dibelakang arkus faring posterior (lateral band). Adanya mukosa dinding posterior tidak rata yang disebut “granuler”

2.Faringitis Kronis
Faringitis kronis atropi sering timbul bersama dengan rhinitis atropi. Udara pernafasan tidak teratur suhu serta kelembapannya, sehingga menimbulkan rangsangan serta infeksi pada faring.
a.Faringitis Kronis
a)Faktor Pedisposisi
•Rinitis Kronis
•Sinusitis
•Iritasi Kronik (pada perokok dan peminum alcohol).
•Inhalasi uap pada pekerja ......
•Orang yang sering bernafas dengan mulut (karena hidung tersumbat).
b)Faringitis Kronis Hiperplastik
Gejala
•Pasien mengeluh gatal di tenggorokan.
•Berasa kerin, berlendir.
•Kadang-kadang batuk.
Terapi
•Dicari dan diobati adanya penyakit kronis dihidung dan sinus paranasal.
•Terapi lokal dengan menggosokkan zat kimia (kaustik) yaitu larutan nitres argenti/albohl maupun dengan listrik (elektrocauter).
•Secara simptomatik, diberikan obat isap/kumur dan obat batuk.
c)Faringitis Kronis Atropi (Faringitis Sika)
Gejala dan Tanda
•Pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal
•Mulut berbau
•Pada pemeriksaan tampak mukosa faring terdapat lendir yang melekat
•Jika lendir diangkat mukosa tampak kering
Terapi
•Pemberian obat kumur
•Penjagaan hygiene mulut
•Obat simptomatis
d)Faringitis Spesifik

3.Faringitis Leuhka
a.Gejala dan Tanda
Stadium Primer
•Bercak keputihan pada lidah, palatum mole, tonsil, dan dinding faring posterior
•Timbul ulkus karena infeksi yang lama
•Pembesaran kelenjar mandibula yang tidak nyeri tekan
Stadium Sekunder
•Terdapat eritema pada dinding faring yang menjalar ke arah laring
•Jarang ditemukan
Stadium Tersier
•Terdapat guma pada tonsil dan palatum
•Guma pada dinding faring pada posterior akan mengenai vertebra servikal.
•fungsi palatum secara permanen akibat adanya guma pada palatun mole
Diagnosis : Dengan pemeriksaan serologis
Terapi : Obat pilihan utama pinisilin dalam dosis tinggi

4.Faringitis Tuberkolusa
a.Cara Infeksi
Cara Eksogen : Kontak dengan sputum yang mengandung kuman/inhalasi kuman melalui udara
Cara Endogen : Penyebaran melalui darah pada tuberculosis miliaris, Penyebaran secara limfogen
b.Bentuk dan tempat lesi
Berbentuk ulkus pada 1 sisi tonsil dan jaringan tonsil akan mengalami nekrosis
Pada infeksi secara hematogen tonsil dapat terkena pada ke-2 sisi terutama pada dinding faring posterior, dinding lateral hipofaring, palatum mole dan palatum durum
Kelenjar regional leher membengkak
c.Gejala
Pasien mengeluh nyeri hebat ditenggorokan
Keadaan buruk : Anoreksi, nyeri menelan makanan
Regurgitasi
Nyeri ditelinga (otalgia)
Adenopati Servikal
d.Diagnosis
Pemeriksaan sputum untuk mengetahui basil tahan asam
Foto thorak untuk melihat adanya TB paru
Biopsi jaringan untuk mengetahui proses keganasan serta mencari basil tahan asam di jaringan
e.Terapi
Sesuai dengan terapi TB paru

C.Epidemiologi
Faringitis dapat terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis kelamin, dengan frekuensi yang lebih tinggi terjadi pada populasi anak-anak. Faringitis akut jarang ditemukan pada usia di bawah 1 tahun. Insidensinya meningkat dan mencapai puncaknya pada usia 4-7 tahun, tetapi tetap berlanjut sepanjang akhir masa anak-anak dan kehidupan dewasa. Kematian yang diakibatkan faringitis jarang, tetapi dapat terjadi sebagai hasil dari komplikasi penyakit ini.
Angka kejadian pada anak – anak, rata-rata terdapat 5 kali infeksi saluran pernafasan bagian atas dan pada orang dewasa hampir separuhnya. Biasanya disebabkan oleh bakteri streptococcus dan virus adalah adenovirus atau rhinovirus.

D.Etiologi
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan disebabkan oleh virus, termasuk virus penyebab common cold, flu, adenovirus, mononukleosis atau HIV. Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup A, korinebakterium, arkanobakterium, Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae.
Penyebab faringitis yang lain seperti Candida albicans (Monilia) sering didapatkan pada bayi dan orang dewasa yang dalam keadaan lemah atau terimunosupresi. Hal-hal seperti udara kering, rokok, neoplasia, intubasi endotrakeal, alergi, dan luka akibat zat kimia dapat juga menyebabkan faringitis

Jenis – jenis faringitis
Faringitis Virus Faringitis Bakteri
Biasanya tidak ditemukan nanah di tenggorokan Sering ditemukan nanah di tenggorokan
Demam ringan atau tanpa demam Demam ringan sampai sedang
Jumlah sel darah putih normal atau agak meningkatJumlah sel darah putih meningkat ringan sampai sedang
Kelenjar getah bening normal atau sedikit membesarPembengkakan ringan sampai sedang pada kelenjar getah bening
Tes apus tenggorokan memberikan hasil negatif Tes apus tenggorokan memberikan hasil positif untuk strep throat
Pada biakan di laboratorium tidak tumbuh bakteriBakteri tumbuh pada biakan di laboratorium

E.Patofisiologi
Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisial bereaksi, terjdi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian edema dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan kemudian cendrung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih atau abu-abu terdapat dalam folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior, atau terletak lebih ke lateral, menjadi meradang dan membengkak.

F.Manifestasi Klinis
1.Tanda:
•Pada pemeriksaan akan dijumpai faring yang berwarna kemerahan dan kering.
•Pada jaringan limfoid tampak berwarna kemerahan dan bengkak.
•Suara menjadi parau/serak karena peradangan juga mengenali laring.
•Suhu tubuh bisa mengalami sedikit kenaikan (subfebris).
•Eksudat (lendir) pada faring menebal (karena pada awal penyakit terjadi peningkatan produksi eksudat). Eksudat ini biasanya sulit untuk dikeluarkan. Untuk mengeluarkannya biasanya dengan batuk.
•Pembesaran kelenjar getah bening di leher
•Peningkatan jumlah sel darah putih.
Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi lebih merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.
2.Gejala:
•Demam
•Pada gejala awal penyakit, penderita umumnya merasakan rasa gatal dan kering pada tenggorokannya.
•Malaise (kelemahan) dan juga sakit kepala merupakan gejala yang sering ditemukan karena adanya proses peradangan pada faring.
•Biasanya penderita mengalami kesulitan menelan (disfagia) akibat nyeri telan.
•Nyeri bisa dirasakan hingga ke telinga.

G.Pemeriksaan Diagnostik
1.Foto thorak
2.Pemeriksaan Laboratorium

H.Pengobatan
Tujuan pengobatan faringitis dapat berupa :
1.Kuratif
Pemberian obat misalnya pemberian obat anti nyeri (analgesic), antibiotic, dan anti infeksi
2.Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal.
Mengurangi dampak fisis maupun psikologis faringitis baik pada pasien maupun keluarga.
3.Suportif.
Menunjang pengobatan kuratif dan terminal sepertia pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar